The Fireflies

lentera kecil yang berpendar di luasnya dunia



Malam memeluk lewat gelap yang tak bertepi
Menggiring dunia menuju sunyi dan sepi
Jiwa-jiwa lelah hanyut terlelap dalam buaian sang Mimpi
Mengembara jauh menyusuri dunia yang penuh misteri



 Hello world, good night from Indonesia, my beloved amazing country. Finally akhirnya aku bisa mulai menulis lagi (yeii~). Dan masih sama seperti yang sebelumnya, tulisannya gak jelas apa bentuknya karena aku cuma pengen mengeluarkan apa yang ada di pikiranku. Biasanya sesuatu yang disimpan terlalu lama akan menjadi basi lalu busuk dan jadi sumber penyakit, jadi lebih baik kalau dikeluarkan dan diungkapkan pada seluruh dunia (haha dunia yang mana ini?). Dan terimakasih sekali untuk blog yang bisa menjadi trash box di saat-saat darurat (but don’t worry, my trash is a treasure, hahaha lol). So, anggaplah saat ini aku sedang merangkai sisa-sisa memori dan imajinasi menjadi sebuah karya fiksi lewat jari jemari yang menari (hmm tapi ini kan bukan cerita fiksi?). Okayy it’s enough for basa-basi gak jelas nya. Jadi kali ini aku cuma pengen sedikit berbagai dan melanjutkan cerita perjalanan yang udah aku alami dan sekarang dia sudah jadi bagian dari memori.



          Tanpa pernah melihat sendiri seperti apa wujudnya tempat indah yang disebut surga, namun bagi setiap orang yang mau membuka hatinya saat menyaksikan keindahan dan keagungan ciptaan Tuhan maka mereka akan berfikir bahwa keindahan yang terhampar dihadapan matanya merupakan potongan taman surga yang telah Tuhan bentangkan di sisi-sisi dunia untuk menjadikannya indah dipandang mata.



Wonosobo, 19 Januari 2015...
20.10 PM...

Hujan deras di luar sana..
Dingin??
Ya,, itu pasti,, dan kota ini memang selalu dingin. Hawa khas kota kecil di kaki gunung..
Apa yang dilakukan orang-orang pada saat seperti ini??
Ntah lah,, aku tak tau,, dan sepertinya aku tidak benar-benar ingin tau..
Dan aku sendiri??
Kalau aku tentu lebih memilih duduk manis di kamar ku,, kamar yang lebih luas beberapa meter persegi dari kamar kos ku di Jogja dulu,,
Ya,, dulu..



Abstraksi
Perkembangan kebudayaan masyarakat tidak hanya sebatas pada hal-hal yang dapat diamati dan dipahami secara rasional. Kepercayaan masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa juga mampu menciptakan sebuah kebudayaan spiritual. Kebudayaan spiritual memiliki struktur dan komponen yang sama kompleksnya dengan kebudayaan umum di masyarakat.
Agama Malim merupakan sebuah bentuk budaya spiritual lokal yang muncul pada masyarakat Suku Batak sepeninggal Sisingamangaraja XII. Sebagai agama lokal, Agama Malim memiliki semua komponen umum sebuah agama.
Kosmologi dan ajaran Agama Malim telah membentuk sebuah falsafah sosial yang dipegang teguh oleh penganutnya.


Kebudayaan merupakan sebuah produk yang selalu ada di dalam sebuah masyarakat. Setiap masyarakat tersebut mengembangkan sebuah kebudayaan yang mengandung unsur-unsur khas daerahnya masing-masing. Unsur khas tersebut merupakan sebuah keunikan yang tidak bisa ditemukan pada kebudayaan masyarakat lain. Selain memiliki sebuah ciri khas, masyarakat juga menciptakan kebudayaan dengan memasukkan berbagai unsur nilai dan moral yang dianggap baik oleh masyarakat. Nilai-nilai ini pada akhirnya akan menambah nilai kebudayaan tersebut sebagai sebuah kearifan lokal yang harus dilestarikan.


Sifat kebhinekaan (pluralistik) masyarakat Indonesia telah ada sejak zaman dahulu. Dilihat dari sejarahnya hal ini dipengaruhi juga oleh berbagai kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia di masa lampau. Namun kadang kebhinekaan atau kemajemukan masyarakat Indonesia ini mengundang berbagai psimistis. Salah satunya adalah masalah konflik yang cenderung mengakibatkan disintegrasi yang akan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

About Me

Foto saya
Semua orang datang dan pergi silih berganti. Ada yang mengajarkan sebuah pelajaran dan ada juga yang hanya meninggalkan kenangan. So i know the value of things, not the price, because everything is priceless.

Pengikut